Giddens dalam Peters
(2011:4) mendefinisikan globalisasi sebagai intensifikasi hubungan sosial
global yang menghubungkan komunitas lokal sedemikian rupa sehingga peristiwa
yang terjadi di kawasan yang jauh bisa dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi
di suatu tempat yang jauh pula, dan sebaliknya. Dalam konteks
ini, globalisasi juga dipahami sebagai sebuah proses atau serangkaian proses
yang melahirkan sebuah transformasi dalam spatial organization dari hubungan
sosial dan transaksi ditinjau dari segi ekstensitas, intensitas, kecepatan dan
dampaknya yang memutar mobilitas antar-benua atau antar-regional serta
jejaringan aktivitas.
Globalisasi tidak hanya
berdampak pada komunikasi tetapi telah masuk kedalam segala aspek sosial dalam
kehidupan manusia. Bagaimana globalisasi memiliki peranan yang kuat dalam
berbagai bidang juga ditunjukkan misalnya, dalam hal bisnis, ekonomi, politik,
industri, dan tentunya dunia pendidikan pun tidak bisa luput dari imbas dan
pengaruh yang dihembuskan oleh globalisasi. Hal ini tentunya meliputi segal
aspek yang ada mulai terkait dengan kurikulum, metode dan penggunaan sarana
pendidikan yang ada.
Saat ini dominasi era
global telah membuat para penyelenggara pendidikan terjebak dalam perasaan
ketidak-pastian dengan sistem pendidikan saat ini. Dunia pendidikan kita sudah
berkali-kali mengalami perubahan kurikulum. Setidaknya sudah enam kali
perubahan kurikulum tercatat dalam sejarah, yakni Kurikulum 1962, 1968, 1975,
1984, 1994, KBK hingga KTSP. Namun, apa dampaknya terhadap kemajuan peradaban
bangsa serta apakah pendidikan di negeri ini mampu melahirkan anak-anak bangsa
yang visioner yang mampu membawa bangsa ini berdiri sejajar dan terhormat
dengan negara lain di kancah global menjadi sesuatu wacana tersendiri yang
perlu ditegaskan.
Bahkan untuk saat ini
tingkat kemajuan-kemajuan yang dicapai ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya
teknologi informasi, telah melampaui kesiapan lembaga-lembaga pendidikan dalam
mendesign kurikulum, metode dan sarana yang dimiliki guna menghasilkan
lulusan-lulusannya memasuki sebuah era yang ditandai dengan tingkat kompetisi
dan perubahan yang begitu masif dan cepat. Saat ini, persoalan yang dihadapi
oleh lembaga pendidikan bukan lagi sekadar relevansi antara konten yang
diberikan kepada peserta didik dengan kebutuhan dunia kerja supaya lulusannya
siap memasuki dunia kerja, tetapi dunia pendidikan juga dituntut untuk selalu
mencermati relevansi dimensi pedagogies-didaktif dengan trend budaya global.
Perlu dicermati bahwa
globalisasi membawa akibat terjadinya perubahan yang terus menerus dan semakin
cepat. Fenomena perubahan yang kian berakselerasi memberi imperatif berbagai
lembaga pendidikan yang ada untuk terus melakukan self reform jika ingin tetap
mempertahankan eksistensinya di jaman yang berlari seperti sekarang. Namun,
juga perlu diperhatikan bahwa jika reformasi dilakukan secara serampangan,
sekadar reaktif dan tidak visioner, justru akan menyebabkan terjadinya
degradasi kemanusiaan di masa mendatang.
No comments:
Post a Comment