Salah satu
maksud dan tujuan dari seseorang melangsungkan pernikahan atau berumah tangga
adalah ingin memperoleh anak atau keturunan yang saleh maupun solekan. Namun,
kenyataannya tidak semua pasangan suami-istri mendapatkan atau memperoleh
keturunan atau anak dengan cepat dan mudah. Ada pasangan baru satu tahun sudah dikaruniai anak, ada
juga yang lima bahkan bertahun-tahun tidak dikaruniai seorang anak.
Semua orang tidak harus menjadi pemeran utama dalam sebuah cerita untuk membuat dirinya berguna. Seperti daun yang tidak perlu menjadi bunga untuk memberikan manfaatnya. Berbaggalah dirimu yang merasa sebagai daun karena tanpa kita bunga tidak akan pernah terlihat indah,dan percayalah bahwa daun bisa lebih indah dari bunga itu sendiri
Tuesday, 19 June 2012
Thursday, 1 March 2012
PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL
Konteks
Tugas Konselor
Membicarakan kontek
tugas seorang konselor dalam hal ini adalah terkait dengan peranan dan tugas
konselor dalam menjalankan fungsinya di dalam pendidikan atau sekolah. Oleh
sebab itu pertama, melihat pengertian
dan tujuan dari bimbingan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta
didik baik secara perorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang
secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir, melalui
berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang
berlaku. Penegasan konteks tugas dalam hal ini mengacu pada fungsi dasar
diselenggarakannya layanan bimbingan dan konseling yang ditujukan pada
pemandirian diri siswa dalam menggapai optimalisasi diri. Hal ini sesuai dengan visi dari bimbingan dan konseling
yang tertuang pada panduan pengembangan diri (KTSP, 2006:4) dimana
disebutkan sebagai “pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan
pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan
bahagia”. Pernyataan lain dijelaskan oleh Gibson (2010: 78-80) yang secara
singkat dapat dikatakan bahwa peran konselor dalam sekolah dihimbau agar dapat
memastikan kualitas lulusan dan optimalisasi proses pendidikan dan dalam
beberapa hal secara khusus, perananya akan mengikuti kondisi dari masing-
masing wilayah dan jenjang sekolah dimana tempat konselor bekerja.
SEKILAS KONSELING PADA PENDERITA EATING DISORDER
Gangguan makan atau eating disorder diakibatkan mereka yang terobsesi dengan berat
badan dan bermaksud untuk mencapai citra tubuh yang ideal. Seseorang dapat
dikatakan mengalami gangguan pola makan apabila ia terobsesi dengan pengaturan makanan dan berat badannya. Mereka melakukan hal-hal yang ekstrem untuk
menjaga berat badannya. terdapat tiga gangguan pola makan, anorexia, bulimia
nervosa, dan night eating syndrome. Walaupun belum diketahui secara pasti,
terdapat berbagai teori yang menjelaskan penyebab gangguan ini.
Terjadinya kasus eating
disorder seperti anoreksia nervosa ( AN ) dan
bulimia nervosa (BN) meningkat sejak 2 dekade terakhir. Diperkirakan
ada satu setiap 100 wanita usia 16 – 18 tahun , menderita anoreksia nervosa.
Distribusinya merupakan distribusi bimodal, puncak pertama pada 14,5 tahun dan
puncak yang lain pada 18 tahun; 25 % lebih muda dari 13 tahun (Wolfe & Mash, 2006 : 485). Data lain menyebutkan
bahwa perempuan memiliki kecenderungan mengalami gangguan ini dibandingkan para
laki-laki. Hal ini karena dalam beberapa hal faktor berat badan cenderung
menjadi problem yang besar bagi para perempuan dibandingkan para laki-laki.
Subscribe to:
Posts (Atom)